Sakit kepala merupakan
masalah kesehatan yang paling sering terjadi. Beberapa orang sering mengalami
sakit kepala, sedangkan yang lainnya hampir tidak pernah merasakan sakit
kepala. Sebagian besar sakit kepala merupakan ketegangan otot, migren atau
nyeri kepala tanpa penyebab yang jelas. Sakit kepala menahun dan kambuhan bisa
terasa sangat nyeri dan mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan
kesehatan yang serius.
Nyeri otot dan pegal-pegal adalah pertanda tubuh sudah
terlalu letih dan butuh dilenturkan. Nyeri otot tidak pasti disebabkan oleh
aktivitas fisik yang berat. Penggunaan otot melebihi kemampuannya akan
berakibat terjadinya terkilir, disebut juga dengan otot yang tertarik.
Sementara itu penggunaan yang berlebihan bagian tubuh tertentu dapat
menyebabkan cedera otot ringan.
Nyeri otot terjadi karena gerakan berlebihan
atau tidak seimbang. Akibatnya, otot mengejang setelah berkontraksi dalam waktu
lama tanpa henti. Kondisi itu muncul karena relaksasi otot sangat kurang dan
pergerakan tubuh terbatas atau statis. Nyeri otot dan pegal adalah dua hal yang
berbeda. Rasa pegal timbul karena penumpukan asam laktat, sementara nyeri hanya
terjadi pada otot-otot tertentu saja dan penyebabnya lebih jelas, misalnya
karena gerakan berulang dan statis atau karena trauma.
Persendian berfungsi untuk melancarkan seluruh gerakan
yang terjadi pada tubuh kita. Jika kondisi persendian tidak baik, otomatis
kinerja tubuh ikut menurun. Pada dasarnya tubuh memiliki daya untuk beradaptasi
dengan suatu kesalahan. Cidera ringan atau berat bisa menyebabkan peradangan
sehingga otot dan jaringan ikat memendek. Pemendekan yang terjadi di otot-otot
itu terjadi tanpa disadari dan lama kelamaan akan membuat kita tidak nyaman
melakukan suatu gerakan sehingga lingkup gerak pun menurun karena otot-otot
terasa kaku menjadikan tidak leluasa bergerak.
Pengobatan sendiri (swamedikasi) pada nyeri sendi, nyeri
otot, dan sakit kepala tertentu dapat
dilakukan sendiri oleh pasien tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Swamedikasi hanya untuk mengatasi gejala/keluhan nyeri yang ringan saja.
PENATALAKSANAAN
SAKIT KEPALA, NYERI OTOT DAN SENDI
A.
Sakit
kepala
1.
Terapi tanpa obat
·
Masase
Bila
mungkin, memang sebaiknya memanggil tukang pijat untuk masase kepala yang
nyeri. Akan tetapi masase dengan mudah dapat pula dilakukan sendiri. Pijatan
hendaknya dimulai dari bahu dan melalui tengkuk diteruskan ke atas. Kulit
kepala dengan hati-hati di masase ke depan dan ujung jari-jari melakukan
gerakan-gerakan lingkaran. Juga dahi dan pelipis dapat dimasase, begitupula
otot-otot bahu dan tengkuk. Sebagai obat gosok layak sekali digunakan campuran
dari minyak kelapa dan minyak kayu putih (1:1), atau suatu obat paten dengan
zat antinyeri (Stop-X, Myoflex, dll).
·
Mandi dengan Air Panas
Mandi
dengan air panas juga efektif sekali untuk mengendurkan otot-otot yang tegang
(dan kejang) dan meringankan nyeri. Hendaknya berendam air panas diarahkan ke
bagian bahu, tengkuk dan kepala sekurang-kurangnya 5 menit, sambil melakukan
masase tersebut di atas.
·
Latihan-latihan
Latihan-latihan
yang dapat dilakukan untuk mengendurkan otot-otot tegang dari kepala dan
tengkuk mudah sekali dilakukan. Sambil duduk tegak, kepala ditundukkan hingga
janggut menyentuh dada. Lalu dengan pelan sekali kepala digerakkan ke belakang.
Pada latihan kedua, kepala digerakkan dengan pelan ke kiri, lalu ke kanan
seolah-olah kuping akan menyentuh bahu. Kemudian kepala diputar dengan janggut
ke jurusan kedua bahu, dan akhirnya kepala digulirkan, maksudnya pertama ke
arah kiri, lalu ke belakang, ke kanan serta kembali ke depan. Kedua latihan
tersebut diulang 5 kali dan hendaknya pernafasan dilakukan secara mendalam. Latihan-latihan
itu juga berguna untuk menghindarkan sakit kepala.
·
Hiburan
Seringkali
aktivitas fisik di udara segar atau hiburan lain sangat berguna pada nyeri
kepala yang berhubungan dengan stress. Hal ini akan memberikan suasana rileks
sehingga dapat mengurangi ketegangan.
2. Terapi
obat
Nyeri
kepala ketegangan serta nyeri kepala pada selesma dan flu dapat dilawan secara
efektif dengan asetosal atau parasetamol, bila perlu diperkuat dengan minum
kopi hitam yang kental. Kafein memperkuat daya kerja kedua obat antinyeri
tersebut. Juga obat penghalang nyeri lainnya dapat digunakan, misalnya
mefenamat (Ponstan), metamizol (novalgin, antalgin, dll) dan
propifenazon (komb. Paramex). Kedua obat terakhir tidak dapat dianjurkan
berhubung resiko efek-efek sampingnya.
B.
MIGRAIN
1. Terapi
tanpa obat
Pencegahan
terjadinya migraine yaitu dengan menjauhkan faktor-faktor pembangkit serangan
migrain. Seringkali perlu merubah gaya hidup yang harus dibuat lebih tenang dan
teratur. Aktivitas, makan dan tidur hendaknya tepat pada waktunya dan jangan
melampaui kemampuan diri baik fisik maupun psikis.
2. Terapi
obat
Bila
tindakan-tindakan umum itu tidak menghasilkan efek dan serangan timbul lebih
lebih dari dua kali sebulan, maka sebaiknya konsultasi ke dokter. Biasanya akan
diberikan suatu obat pencegah untuk meringankan terulangnya (frekuensi) dan
hebatnya serangan, antara lain propanolol, pizotifen dan flunarizin.
Untuk
pengobatan sendiri :
Serangan yang
tidak begitu hebat seringkali dapat dihentikan secara efektif dengan kombinasi
dari suatu obat antimual dan antinyeri, bila diminum sedini mungkin setelah
timbulnya serangan. Pertama diminum tablet antimual OWA metoklopramida
(primperan) dengan efek meningkatkan gerakan-gerakan lambung, yang selama
serangan sangat terhambat. Setengah jam kemudian diminum 2 tablet asetosal
(aspirin, dll), atau 2 tablet parasetamol (panadol,dll) atau 2 tablet mefenamat
(ponstan,dll). Setelah minum obat-obat ini adalah penting agar penderita
berbaring di ruang gelap dan berusaha tidur. Penderita yang sudah mual dan
tidak dapat minum obat-obat tersebut melalui mulut, dapat menggunakannya secara
rectal dalam bentuk supositoria.
Serangan yang
lebih hebat perlu ditangani oleh dokter dengan obat migraine khas, yaitu obat
penyempit pembuluh darah ergotamine atau obat baru sumatriptan, yang sangat
ampuh menghentikan serangan hebat dalam waktu 0,5/2 jam (injeksi/tablet).
Pedoman untuk penggunaan pada
pasien lansia
Seiring bertambahnya usia, pasien yang telah
menopause akan mengalami penurunan frekuensi serangan sakit kepala secara
signifikan. Sebaliknya, pasien-pasien wanita usia produktif perlu diterangkan
bahwa sakit kepala (migrain) dapat terjadi akibat ketidak seimbangan kadar
hormon, terutama estrogen. Dengan demikian, jika pasien wanita tersebut
mengalami sakit kepala (migrain) saat dia mengkonsumsi kontrasepsi hormonal,
terutama pil secara berkala, sebaiknya dicoba untuk dihentikan kontrasepsinya
dan alihkan ke kontrasepsi yang lain, bisa dengan kondom atau kontrasepsi
mekanik lainnya. Jika ternyata membaik, kontrasepsi hormonal memang tidak cocok
untuknya, sebaiknya perlu dipikirkan alat lain yang bekerja secara mekanik.
C.
NYERI
OTOT DAN SENDI
1. Terapi
tanpa obat
Pencegahan nyeri otot dan sendi
dapat dilakukan dengan :
·
Stretching
dan cooling
Nyeri
otot akibat olahraga untuk sebagian besar dapat dicegah dengan berlatih secara
teratur dan persiapan yang layak. Artinya, sebelum mulai sebaiknya melakukan
pemanasan dengan gerakan-gerakan untuk mengendurkan otot dan meregangnya (stretching). Maksudnya untuk membiasakan
otot-otot dan menstimulir sirkulasi darah, agar mencapai pendarahan optimal.
Untuk tujuan ini seringkali juga dilakukan masase dengan obat gosok.
Setelah
selesai berolahraga dianjurkan pula untuk menghindari pendinginan otot secara
cepat, artinya janganlah berhenti bergerak dengan mendadak. Hendaknya
berlari-lari dahulu dengan tenang untuk beberapa menit, sebelumnya berhenti
atau duduk beristirahat. Dalam istilah olahraga cara ini disebut cooling down.
·
Vitamin C
Untuk
menghindari nyeri dan pegal otot setelah olahraga, terutama bila sudah lama
tidak berlatih, adakalanya dianjurkan vitamin C dalam dosis tinggi. Menurut
perkiraan vitamin C memperlancar pembuangan asam susu (laktat), yang terbentuk
sebagai zat perombakan pada waktu otot digerakkan. Biasanya asam ini
dikeluarkan dari otot melalui pembuluh darah. Bila otot digerakkan terlalu lama
atau terlampau berat, maka akhirnya masih tertinggal asam yang belum
disingkirkan. Sisa zat sampah ini turut menyebabkan keluhan-keluhan. Dosis
vitamin C yang dianjurkan adalah sebagai berikut: malam sebelumnya olahraga 1 g, esok paginya 1
g lagi dan selesai olahraga 1 g lagi.
Apabila tubuh
sedang mengalami nyeri otot dan atau sendi, dapat dilakukan hal-hal sebagai
berikut untuk mengurangi nyeri yang dirasakan :
·
Masase
Nyeri
otot dan pegal akibat gerak badan berlebihan dapat diringankan dengan jalan
masase, di mana otot bersangkutan diurut ke arah jantung dengan suatu obat
gosok. Dengan demikian otot yang kaku dapat dilemaskan dan asam susu yang
tertimbun dalam sel-sel otot didorong keluar ke jurusan pembuluh-pembuluh darah
untuk dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal.
·
Kalor
Guna
meringankan nyeri dan mengendurkan otot-otot yang kejang dan kaku biasanya
pemanasan dengan lampu merah (infrared) atau dengan kantong air panas sangat
efektif. Hasil yang sama dapat dicapai dengan mandi rendam air panas.
Sebaliknya, nyeri akibat luka atau peradangan tidak boleh ditangani dengan
kalor, melainkan dengan pendinginan untuk mencega pembengkakan (es batu dalam
kantong plastik).
2. Terapi
obat
Obat-obat yang
dapat digunakan pada nyeri otot adalah asetosal dan parasetamol. Pada nyeri
yang yang berkaitan dengan peradangan otot (atau sendi) suatu obat dengan daya
antinyeri dan antiradang yang lebih ampuh, misalnya mefenamat (ponstan, dll),
ibuprofen dan naproksen. Kedua zat terakhir memerlukan resep, meskipun di
beberapa Negara naju dengan perundangan obat yang ketat sudah dinyatakan
sebagai obat bebas. Juga asetosal dalam dosis tinggi memiliki daya antiradang
(3-4x sehari 1g), akan tetapi harus diwaspadai rangsangan selaput lendir
lambung, yang dapat timbul dengan dosis ini.
Preparat bebas
untuk digunakan pada kulit juga bisa digunakan sebagai obat nyeri otot.
Obat-obat ini harus digosok dengan hati-hati pada tempat yang nyeri, jadi hanya
di permukaan kulit. Disitu terdapat banyak reseptor, misal untuk nyeri, gatal,
panas, dingin. Zat-zat yang terkandung dengan mudah dapat menembus-reseptor di
permukaan kulit, akan tetapi reseptor-reseptor nyeri yang terletak lebih dalam
di otot yang bertanggungjawab terhadap rasa nyeri tersebut tidak dapat dicapai
obat-obat tersebut. Namun demikian penggosokan menghasilkan perasaan panas yang
nyaman dan meringankan nyeri di jaringan-jaringan di permukaan. Obat gosok
tersebut antara lain berfungsi sebagai :
·
Obat-obat antinyeri
Mengandung
umumnya senyawa salisilat. Yang sering digunakan adalah metilsalisilat, yakni
zat terbang yang terdapat dalam akar wangi (counterpain, myoflex, rheumason)
atau dietilaminosalisilat (algesal, reparil).
·
Vasodilator untuk kerja dalam
Fungsinya
memperkuat efek salisilat. Biasanya senyawa nikotinat (stop x) dan minyak
cabai (sloan). Zat-zat ini memperlancar peredaran darah setempat, memperkuat
perasaan panas di permukaan kuilit, mempertinggi efektivitas obat gosok.
·
Minyak atsiri
Khasiat:
mematikan rasa (dan nyeri), mengendurkan kejang, melebarkan pembuluh darah dan
antiseptik. Mula-mula memberikan rasa dingin yang disusul oleh perasaan hangat.
Wanginya menunjang efek baiknya.
Contoh
: menthol, kamfer, timol, terpentin (sloan), eucalyptol (dalam minyak
kayu putih),minyak kayu putih, minyak permen, minyak cemara (pine),
inyakl cengkeh, dan minyak pala (Balsamex).
·
Obat-obat anti radang
Untuk
luka-luka yang disertai pembengkakan (misal terkena pukul, tending, benjol di
kepala karena jatuh) tersedia suatu krem dengan benzidamin (tantum forte)
berkhasiat antinyeri dan antiradang.